![]() |
Santri kata yang memiliki makna dan imajinasi luar biasa dipikiran setiap orang. Ada pendapat bahwa santri adalah remaja pesantren memakai sarung, pandai mengaji, sopan, ramah. Serta selalu identik dengan sarung dan kopiah. Katanya santri kumpulan remaja kurang update (kudet) berbagai informasi. Bahakan sedikit terisolasi dari dunia yang katanya penuh dengan keramaian. Suasana pesantren itu sepi, bahkan kendaraan berlalu lalang pun tak terlihat dikawasan mukim santri. Kehidupan yang mereka jalani jauh dari alat komunikasi serta tak ada televisi.
Kata mereka jadi seorang santri itu tidak bebas bahkan seperti dirantai, sesungguhnya mereka tak pernah tau nikmatnya menjadi seorang santri. Mungkin ada banyak imajinasi orang tentang gambaran, keadaan dan kondisi santri.
Tahukah
kamu? Santri merupakan gelar yang tak akan mungkin dimiliki remaja-remaja
se-usia mereka yang berada di sekolah umum. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa
santri adalah remaja yang diberikan keistimewaan. Sebuah sebutan istimewah dan sekaligus menjadi beban
berat untuk dipertanggungjawabkan.
![]() |
Santri putri yang tengah menampilkan
kesenian rebana pada hapla dan syukuran Al-Furqon Pampangan pada 2014. (dok.
Oom Lim)
|
Apa
kabar santri hari ini? masihkah seperti dulu? Dunia dan teknologi sudah
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Santri bukan hanya harus pandai mengaji,
bahkan identik sarung dan kopiah. Pada saat ini teknologi sudah sangat dekat
dengan kehidupan manusia. Sedangan mereka (santri) masih tak bisa mengoprasikan
teknologi informasi, terus bagaimana
cara mereka menghadapi dunia kerja nanti?
Lulus Madrasah Aliyah masih bisa belajar kok.
Seharusnya
hal ini juga terpikir oleh kita semua. Meski pada dasarnya akhirat tetap
sebagai tujuan utama. Bahkan banyak pesantren
yang sengaja menjauhkan teknologi yang katanya dapat merusak, mengganggu
konsentrasi bahkan menghalangi aktivitas santri. Sangatlah ironi apabila hal
demiakan menjadi pemikiran para pengasuh yang berada di pondok pesantren.
Abad
ke-21 merupakan tantangan santri di era digitalisasi. Sebab santri yang pandai
mengaji juga harus mampu beradaptasi dengan lingkungan setelah mereka keluar
nanti. Jangan sampai terkagetkan akan perubahan yang tak pernah disadari.
Evolusi pada santri harus terjadi
tetapi jangan sampai menghilangkan eksistensi santri itu sendiri, sehingga santri tidak
akan terpinggirkan bahkan tersingkirkan.
Penggunaan
teknologi komunikasi tidak harus dilakukan dalam kurun waktu setiap waktu,
setidaknya satukali dalam seminggu
lebih dari cukup. Teknologi komunikasi dan informasi bisa
saja membuat mereka lengah, lupa bahkan terlena akan kewajiban mereka. Namun
banyak cara agar mereka tak lupa akan kewajiban seorang santri. Pondok
pesantren terkadang meliburkan santri pada hari Jumat, sebab dianggap sebagai
hari ibadah, namun tidak sampai seharian penuh ibadah kan? Waktu siang bisa digunakan
untuk kelas komputer yang dapat memberikan wawasan Information
technology (IT)
bagi para santri. Santri boleh
dilarang menggunakan gaway, namun tidak untuk untuk pengoperasian komputer.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M.
Hanif Dhakiri mendorong pesantren memaksimalkan penggunaan teknologi informasi
dan komunikasi dalam proses pembelajarannya. (doc. Okezone)
|
Pengalaman
menjadi santri, banyak teman-teman gagap teknologi (gaptek). Terkadang pegang mouse (tetikus untuk komputer) tangannya
gemetar, bahkan takut komputernya jadi rusak. Alangkah lucunya namun sebenarnya sangatlah miris.
Terkadang untuk menghidupkan komputer masih bingung dan tidak
mengetahui. Tombol mana yang harus ditekan? Serta rasa takut jika membuat
kerusakan pada komputer. Semoga
sekarang taidak lagi pesantren yang melarang santri menggunakan komputer.
Sudahkah
teknologi informasi dan komunikasi ada disekitar lingkungan santri. Jangan
anggap ini hanyalah permasalahan kecil. Sekarang adalah era dimana teknologi
menjadi pelengkap kehidupan. Segala bidang kehidupan, pekerjaan bahkan
administrasi sudah sangat membutuhkan orang yang bisa mengoperasikan teknologi
komunikasi dan informasi. Jika santri bisa menggunakan teknologi tersebut, akan
ada banyak keuntungan yang akan didapatkan.
![]() |
Kegiatan rutin tahunan Pontren
Al-Furqon Pampangan: Suasana Manasik Haji, dilakukan agar santri dapat belajar
bacaan-bacaan ketika akan melakukan ibadah haji yang sesungguhnya. (doc. Al-Furqon
2016)
|
Saat
ini banyak perusahaan mengeluhkan attitude (sikap) buruk dari para
pekerja. Banyak pekerja yang
tak peduli akan layanan yang berhubungan dengan kesopanan, tutur sapa,
penghormatan, bahkan keramahan terhadap
orang yang berada diruang lingkup perusahaan. Attitude buruk tersebut akan membuat pandangan orang terhadap perusahaan
menjadi kurang buruk pula.
Maka
dari itu santri memiliki peluang besar untuk berada pada perusahaan yang
membutuhkan sumber daya manusia berkualitas dan memiliki good attitude. Inilah tantangan santri saat ini, juga menjadi tantangan pengasuh pondok
pesantren dimanapun. Sehingga bukan hanya sebuah tujuan akhirat yang ingin
dicapai. Jika pondok pesantren bisa membuat keduanya tercapai. Maka santri
lulusan pondok pesantren tersebut, bukan hanya memiliki kualitas baik secara
akhirat tetapi juga dapat mengikuti
perkembangan zaman. Karena tujuan manusia yang baik
adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
Palembang, 02 Mei 2019
4 Komentar
Keren artikelnya, jadi inget masa2 di pontren al-furqan pampangan.
BalasHapusterima kasih, semoga mengingatkan kembali kenangan yang telah lama terlupakan.
Hapussekarang banyak pondok yang mendampingi mata pelajaran agama dengan mata pelajaran umum, saya rasa ini malah lebih unggul dibandingkan sekolah biasa karena yang biasa kan cuma di mata pelajaran umum saja. seperti Gontor misalnya, yang udah terkenal
BalasHapuswah benar banget nih, sudah mulai banyak pesantren yang mengubah pola menjadi psantren modern. tetap mempertahankan budaya yang ada dalam kehidupan yang namanya menjadi santri. semoga semakin banyak pesantren modern yang melahirkan anak-anak bangsa yang terbaik.
Hapus