Main ke UIN Sumatera Utara, Mandinya ke Kampus Unimed


PJTLN 2019 LPM DETaK Aceh.
Foto bersama Peserta PJTLN DETaK Aceh 2019 dengan pemateri pelatihan (Alhadi) dari MetroTV Aceh.

Setelah sekian lama mengalami proses yang pelik selama di Aceh, mulai dari cerita Ojek Online yang melakukan pemerasan terhadap kami (sudah dilaporkan ke layanan, tapi kurang tau apa di berikan tindakan atau tidak), tiket pesawat yang hangus karena telat, wah banyak sekali drama yang mencengkal kala berkunjung ke ujung Sumatera.

Kita mulai dari subuh, masih sejuk dan segar. Subuh yang sangat dinantikan. Sebab pukul 06.00 WIB kita akan siap terbang kembali ke kota asal kita. Perjalanan kali ini saya bersama teman. Sebut saja dia Num atau Hanum juga boleh(wkwkw). Usai melaksanakan Subuh, mempersiapkan barang dan mulai berkemas untuk segara di antarkan ke Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda (BTJ), Aceh. Sebelum berangkat pulang, saya menginap di kostnya Arief.

Semua barang telah dikemas siap untuk ditarik. Ada ritual  wajib dilakukan sebelum berangakat menuju BTJ, kita harus memastikan teman kita yang berada di kost lain juga harus sudah siap. Sebab Num menginap di kost yang jaraknya sangat jauh dari kost yang saya tumpangi. Menghubungi Num memalalui Whasa** kali ini seperti sia-sia belaka. Apakah gerangan yang terjadi pada dirinya. 30 menit sudah dihubungi. Entah pergi kemana dirnya hingga terlelap dengan syahdunya. Karena sudah sangat bosan, saya putuskan untuk berangkat diantar Arief ke Bandara.

Ketika sudah sampai di Bandara, suasana cukup ramai. Kembali kami hubungi Num, namun masih belum mendapatkan jawaban. 10 menit menunggu akhirnya diangkat juga. Singkat cerita disuruh segera check in, namun siapa sangka. Check in sudah tidak dapat dilakukan lagi. Padahal sekarang masih jam 05.40, sedangkan pesawat akan lepas landas pukul 06.00 WIB.

Maka dimulailah perjalanan ceritanya. Kita percepat saja cerita yang bagian ini heheheh (biar yang lain tidak tau). Segera kita membeli tiket baru untuk berangkat nanti sore. Siapa sangka kita masih beruntung, terdapat tiket pulang hari ini juga. Meski nantinya akan transit ke Medan, bahkan harus menunggu 16 jam untuk kembali pulang. Masih di Bandara BTJ, kita menunggu dari jam jam 06.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Kali ini ditemani Refa dan Atha (mereka ini panitia dari kegiatan yang kami ikuti). Memelahkan bukan, mereka harus menemani menunggu dari terbitnya surya hingga matahari mulai tergelincirnya matahari.

Berangkatlah sore itu dengan muka kucel dan tidak karuan. Kita sudah lupa apa yang telah terjadi, masa bodoh dan masih saja cengengesan dan lelucon receh tidak karuan. Kali ini kita menghubungi Wulan (anak Unimed) minta di jemput dari bandara menuju rumahnya. Kita beruntung masih ada yang menampungkali ini. Setalah sampai di Medan. Hingga sampai dirumahnya, lanjut membersihkan diri dari keringat sebab tidak mandi seharian. Pukul delapan malam lebih kita di ajak kumpul oleh teman-teman yang sudah sampai di Medan terlebih dahulu. Jadilah kita janjian untuk kumpul bersama dan makan di salah satu tempat nongkrong kesukaan mahasiswa yang ramai di Medan.
Foto saat berkumpul di Medan

Berkumpul larut malam hingga jam 23.00 WIB melelahkan, bahkan selama berkumpul disana saja aku sempat tertidur 15 menit lamanya. Sungguh melelahkan karena seharian duduk di kursi. Larut malam kali ini, aku memilih untuk bergabung menginap di sekretariatan LPM Dinamika UIN Sumatera Utara. Ruang kerja yang hanya berukuran 3 kali 3, disinilah ternyata tempat anak-anak Dinamika menciptakan karya luar biasa mereka. Bahkan Januari 2019 ini telah merilis Novel Ontologi anak-anak Dinamika. Berbagai prestasi sudah mereka raih. Kalau mau cari informasi apa itu LPM, apa itu Dinamika. Googling saja ya.

Lagi-lagi saya yang duluan tertidur. Karena saya tipe manusia yang biasa tidur dimana saja dengan mudah. Mungkin suara dengkuran keras ini telah terdengar dibanyak tempat. Maafkanlah yang telinganya telah dinodai oleh dengkuran saya. Siapa sangka tidur di sekretariatan orang membuat saya tidak tau diri. Terasa nyaman sekali, namun saya tersentak bangun getaran pengingat dari gaway. Bangun tidur kali ini langsung bingung mau mandi kemana. Langsung saja bertanya ke Fathoni dan Ibrahim (sebut saja Bambang). Terkejut saya, karena mereka terbiasa mandi ke Universitas Negeri Medan (Unimed). Jadi kita jalan kaki 10 menitan dari UIN SU ke Unimed, mandi di Unimed kali ini menjadi pengalaman pertama bagi saya. Karena kejadian inilah akhirnya saya bisa menginjakkan kaki ke Unimed.

4 Komentar