Setelah sekian lama
mengalami proses yang pelik selama di Aceh, mulai dari cerita Ojek Online yang
melakukan pemerasan terhadap kami (sudah
dilaporkan ke layanan, tapi kurang tau apa di berikan tindakan atau tidak),
tiket pesawat yang hangus karena telat, wah banyak sekali drama yang mencengkal
kala berkunjung ke ujung Sumatera.
Kita mulai dari subuh,
masih sejuk dan segar. Subuh yang sangat dinantikan. Sebab pukul 06.00 WIB kita
akan siap terbang kembali ke kota asal kita. Perjalanan kali ini saya bersama
teman. Sebut saja dia Num atau Hanum juga boleh(wkwkw). Usai melaksanakan Subuh,
mempersiapkan barang dan mulai berkemas untuk segara di antarkan ke Bandar
Udara Internasional Sultan Iskandar Muda (BTJ), Aceh. Sebelum berangkat pulang,
saya menginap di kostnya Arief.
Semua barang telah
dikemas siap untuk ditarik. Ada ritual wajib dilakukan sebelum berangakat menuju BTJ,
kita harus memastikan teman kita yang berada di kost lain juga harus sudah
siap. Sebab Num menginap di kost yang jaraknya sangat jauh dari kost yang saya
tumpangi. Menghubungi Num memalalui Whasa** kali ini seperti sia-sia belaka.
Apakah gerangan yang terjadi pada dirinya. 30 menit sudah dihubungi. Entah
pergi kemana dirnya hingga terlelap dengan syahdunya. Karena sudah sangat
bosan, saya putuskan untuk berangkat diantar Arief ke Bandara.
Ketika sudah sampai di
Bandara, suasana cukup ramai. Kembali kami hubungi Num, namun masih belum
mendapatkan jawaban. 10 menit menunggu akhirnya diangkat juga. Singkat cerita
disuruh segera check in, namun siapa
sangka. Check in sudah tidak dapat
dilakukan lagi. Padahal sekarang masih jam 05.40, sedangkan pesawat akan lepas landas
pukul 06.00 WIB.
Maka dimulailah
perjalanan ceritanya. Kita percepat saja cerita yang bagian ini heheheh (biar
yang lain tidak tau). Segera kita membeli tiket baru untuk berangkat nanti
sore. Siapa sangka kita masih beruntung, terdapat tiket pulang hari ini juga.
Meski nantinya akan transit ke Medan, bahkan harus menunggu 16 jam untuk kembali
pulang. Masih di Bandara BTJ, kita menunggu dari jam jam 06.00 WIB hingga pukul
14.00 WIB. Kali ini ditemani Refa dan Atha (mereka ini panitia dari kegiatan
yang kami ikuti). Memelahkan bukan, mereka harus menemani menunggu dari
terbitnya surya hingga matahari mulai tergelincirnya matahari.
Berangkatlah sore itu
dengan muka kucel dan tidak karuan. Kita sudah lupa apa yang telah terjadi,
masa bodoh dan masih saja cengengesan dan lelucon receh tidak karuan. Kali ini
kita menghubungi Wulan (anak Unimed) minta di jemput dari bandara menuju
rumahnya. Kita beruntung masih ada yang menampungkali ini. Setalah sampai di
Medan. Hingga sampai dirumahnya, lanjut membersihkan diri dari keringat sebab tidak
mandi seharian. Pukul delapan malam lebih kita di ajak kumpul oleh teman-teman
yang sudah sampai di Medan terlebih dahulu. Jadilah kita janjian untuk kumpul
bersama dan makan di salah satu tempat nongkrong kesukaan mahasiswa yang ramai
di Medan.
![]() |
Foto saat berkumpul di Medan |
Berkumpul larut malam
hingga jam 23.00 WIB melelahkan, bahkan selama berkumpul disana saja aku sempat
tertidur 15 menit lamanya. Sungguh melelahkan karena seharian duduk di kursi. Larut
malam kali ini, aku memilih untuk bergabung menginap di sekretariatan LPM
Dinamika UIN Sumatera Utara. Ruang kerja yang hanya berukuran 3 kali 3,
disinilah ternyata tempat anak-anak Dinamika menciptakan karya luar biasa
mereka. Bahkan Januari 2019 ini telah merilis Novel Ontologi anak-anak
Dinamika. Berbagai prestasi sudah mereka raih. Kalau mau cari informasi apa itu
LPM, apa itu Dinamika. Googling saja ya.
Lagi-lagi saya yang
duluan tertidur. Karena saya tipe manusia yang biasa tidur dimana saja dengan
mudah. Mungkin suara dengkuran keras ini telah terdengar dibanyak tempat. Maafkanlah
yang telinganya telah dinodai oleh dengkuran saya. Siapa sangka tidur di
sekretariatan orang membuat saya tidak tau diri. Terasa nyaman sekali, namun
saya tersentak bangun getaran pengingat dari gaway. Bangun tidur kali ini langsung
bingung mau mandi kemana. Langsung saja bertanya ke Fathoni dan Ibrahim (sebut
saja Bambang). Terkejut saya, karena mereka terbiasa mandi ke Universitas
Negeri Medan (Unimed). Jadi kita jalan kaki 10 menitan dari UIN SU ke Unimed,
mandi di Unimed kali ini menjadi pengalaman pertama bagi saya. Karena kejadian
inilah akhirnya saya bisa menginjakkan kaki ke Unimed.
4 Komentar
Wkwkwkw😂 makasih bang pengelamannya
BalasHapussama-sama
HapusKeren bang
BalasHapusmakasih noor
Hapus